Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Seorang Pria Tembaki 2 Sekolah di Brasil: Tiga Orang Tewas, 11 Lainnya Terluka
26 November 2022 2:40 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Seorang pria menghujani dua sekolah di Brasil dengan peluru pada Jumat (25/11). Tiga orang remaja perempuan tewas, sementara 11 orang lainnya mengalami luka-luka.
ADVERTISEMENT
Penembakan tersebut terjadi di Kota Aracruz, Negara Bagian Espirito Santo, Brasil . Pelaku menembaki sekolah pertama pada Jumat pagi dan menewaskan dua orang perempuan serta melukai sembilan lainnya.
Kemudian, dia pergi ke sekolah kedua. Di sana, dia kembali melakukan penembakan dan membunuh seorang gadis remaja dan melukai dua orang lainnya, kata wali kota Luis Carlos Coutinho, dikutip dari AFP.
Sementara, menurut Gubernur Renato Casagrande, pelaku sudah berhasil ditangkap usai diburu polisi.
"Kami akan terus menyelidiki motifnya dan akan segera mendapatkan informasi lebih lanjut," tulis Renato di Twitter.
Menurut catatan AFP, penembakan yang menargetkan sekolah jarang terjadi di Brasil. Namun relatif meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Penembakan sekolah paling mematikan di Brasil menyebabkan 12 anak tewas pada tahun 2011, ketika seorang pria melepaskan tembakan ke bekas sekolah dasarnya di Realengo, pinggiran Rio de Janeiro, kemudian bunuh diri.
ADVERTISEMENT
Pada 2019, dua mantan siswa menembak mati delapan orang di sebuah sekolah menengah di Suzano, di luar Sao Paulo, lalu juga melakukan bunuh diri.
Presiden terpilih Brasil Luiz Inacio Lula da Silva menyebut penembakan kali ini merupakan sebuah tragedi. "Saya sedih mendengar serangan itu," tulisnya di Twitter.
"Semua solidaritas saya kepada keluarga para korban [...] dan dukungan saya kepada Gubernur Casagrande untuk penyelidikan dan bantuan kepada kedua sekolah," lanjutnya.
Lula, yang sebelumnya menjadi presiden Brasil dari 2003 hingga 2010, akan menjabat pada 1 Januari setelah mengalahkan Presiden sayap kanan Jair Bolsonaro dalam pemilu bulan lalu.
Dia sangat kritis terhadap pembatasan Bolsonaro terkait undang-undang pengendalian senjata.